Oleh : Aura Nafisa

Namaku Aura, saat ini usiaku 8 tahun, aku dari keluarga yang gemar hiking dan camping. Ayahku sering sekali mengajak aku berpetualang di alam terbuka. Ketika umurku 5 tahun aku sudah diajak mendaki gunung. Pendakian gunung pertamaku bersama ayah bunda dan adikku adalah di gunung papandayan, garut. Pendakian keduaku kali ini adalah ke gunung prau, dieng, wonosobo.

Ayahku selalu menyusun rencana dari jauh hari sehabis  ujian semester ayah akan mengajakku mendaki gunung prau.
“kakak aura…. Apa badan kamu sehat? Sudah siap mendaki?” itu pertanyaan yang berulang kali di tanyakan ayah padaku dan pada adikku (ali) sejak beberapa hari sebelum kami berangkat ke dieng. Kami berangkat pada 8 desember 2016 pada malam hari.
Karena aku memang  menyukai kegiatan itu tentu saja dengan semangat aku menjawab pertanyaan ayah. “Alhamdulillah sehat ayaaah, aku udah siap banget ni buat jalan.”
“Aku juga siap yah, udah nggak sabar neh,.kapan kita berangkat yah?”, kata adikku ga mau kalah semangat denganku.
“Nanti malam ya,kalian istirahat dulu saja.biar nanti kalian tetap segar badannya.”
“Aku ga bisa bobo yah, udah ga sabar.” Kataku
“Ayo yah berangkat sekarang saja.” Kata ali
“He..he..he..kalian sudah tidak sabar ya,sebentar ya ayah menyiapkan perlengkapan dulu. Nanti kalo sudah selesai baru kita berangkat.”

Setiap kami akan berangkat camping ayah & bundaku selalu sibuk untuk menyiapkan perbekalan dan perlengkapan kami semua untuk dilokasi. Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba juga,ayah ku sudah menyalakan mobil untuk melakukan perjalanan. wajah bundaku kelihatan agak sedih karena bunda tidak bisa ikut di pendakian kali ini karena bunda harus menjaga adik ku yang paling kecil yang bernama GENTA yang baru berusia 3 bulan. Tapi bunda tetap kasih semangat buat kami dan berpesan untuk selalu hati-hati.

Kami berangkat pada pukul 9 malem, selama perjalanan aku dan adik ku tertidur dan kami baru bangun ketika sampai di dieng pada pukul 6 pagi. sampai disana kami  langsung bersih bersih dan istirahat di warung. Setelah beberapa saat kami beristirahat kami langsung bergegas melakukan perjalanan. kami berjalan mendaki melewati bukit dan hutan untuk mencapai puncak gunung prau. Selain ayah dan adikku, juga ada 4 orang temen kerja ayahku yang mendaki bersama kami.

“kakak auraaa…. Masih semangat? Masih kuat?” beberapa kali ayah meneriakkan pertanyaan itu padaku. Tentu saja aku masih semangat. Karena perjalanan mendaki gunung seperti ini adalah petualangan yang seru dan menyenangkan. Kami berjalan selama 3 jam dengan beberapa kali istirahat untuk memulihkan tenaga kami yang terkuras pada saat mendaki.selama kami mendaki kami selalu bertemu dengan pendaki lain yang hendak mendaki maupun turun gunung.
“wah keren… kecil-kecil udah naik gunung….”
“adek namanya siapa? Umur berapa?”
“adek foto bareng dulu dong…”

Itu pertanyaan-pertanyaan yang sering orang-orang tanyakan.
Setelah kami melakukan perjalanan kurang lebih 3 jam,akhirnya kami tiba dipuncak gunung prau. Ternyata apa yang diceritakan ayahku tentang indahnya gunung prau memang benar benar nyata. ayahku juga bilang, selelah-lelahnya ketika mendaki, kalo sudah melihat indahnya puncak gunung, lelahnya akan hilang.

“kalo mau menikmati keindahan maka harus berani dan kuat melewati  perjalanan meskipun lelah. Begitu juga orang hidup, Kalo mau merasakan hidup senang dan bahagia, maka harus berani dan kuat melewati jerih payah usaha, kalo mau jadi juara dan dapat nilai yang bagus ya harus rajin belajar.”itu nasihat ayah untukku dan juga adikku.

Pemandangan dipuncak gunung prau sangat indah, mengingatkan aku pada Allah yang maha pencipta alam semesta beserta isinya. Lautan awan didepan mataku membentang luas. Inilah negeri di atas awan. terima kasih ya Allah, Engkau telah memberikan aku kesempatan untuk melihat keindahan alam Mu.aku senang sekali….. dan suatu  saat nanti semoga aku bisa kembali lagi ke negeri di atas awan ini.