Ku jalankan kakiku dengan langkah kecil namun pasti, melintasi setiap sudut demi sudut keramaian yang bising di telinga. Di riuhnya suara-suara yang terus menggema di telingaku, aku masih terus dalam langkah kecilku yang kini berusaha semakin cepat. Langkah yang semakin cepat membuat  aku terjatuh dan melukai bagian kakiku, namun ketika ku tengok kesekelilingku seakan semua orang memandangku dengan tatap beku dan ada pula yang menatap dengan tatapan iba. Ini yang akan kamu temui ketika menjalani kehidupan, kamu akan bertemu banyaknya persaingan yang ramai dan ketika usaha yang kamu lakukan gagal akan banyak orang yang akan menilaimu dengan komentar-komentarnya. Hanya saja teguhnya hatimu yang akan membuatmu bangkit dan membuat tatap mata itu berubah menjadi tatap mata penuh bangga. Itulah yang kusebut mengejar Asa….

 Ayah

Terbangun pada satu  malam yang dingin, suara angin berdesir seakan menggesek tiap jendela kamarku. Angin malam  menggoyang setiap pohon  hingga menjatuhkan daun-daun yang tak sanggup bertahan pada tangkainya. Mendengar setiap alunan musik alam dari dalam kamar yang sunyi seperti hatiku yang kosong terkikis oleh kepiluan yang menusuk jiwa.

Masihkah aku bisa bermimpi ketika satu  penyemangatku terbaring lemah disalah satu kamar yang dingin dengan infus terpasang hingga selang oksigen dan selang makan terpasng di hidung  dan aku  tak mampu berbuat banyak untuk menjaganya. Tiba-tiba teringat  saat dulu tangannya menggandengku dengan penuh cinta dan kasih, Punggungnya yang selalu dapat menjadi sandaran saat aku merasa sudah tak sanggup melangkah, Tawanya yang membuatku bisa melangkah  hingga saat ini dengan semangat. Dialah   ayahku, pahlawanku dan segalanya untukku. Terima kasih Ya Allah telah memberikan satu sosok terhebat dalam hidupku. Kini Ayahku telah kembali disisiNya karena ALLAH SWT lebih sayang dengan ayah, kini hanya doa yang bisa kusampaikan untuk menyatakan cinta dan kerinduaanku untukmu ayah.

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ (34) كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (35).

Artinya: Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Q.S Al Anbiyaa’ :34-35)

Karina Hapsari, S.Pd - Cairo Class Homeroom Teacher
Karina Hapsari, S.Pd – Cairo Class Homeroom Teacher