Ciptakan Suasana Belajar Menyenangkan Dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Oleh : Siti Khodijah, S.Pd.

(Guru SDIT Mentari Indonesia)

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Seiring dengan tuntutan global, tantangan pendidikan di Indonesia pun kini semakin besar. Sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal yang mempunyai peran besar bagi berlangsungnya proses pendirikan selanjutnya. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Seorang pendidik atau guru pasti selalu memiliki keinginan untuk dapat secara maksimal menyampaikan materi pembelajaran, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi siswa – siswinya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pendidik atau guru disekolah memiliki kemungkinan gagal dalam pembelajaran, ini dikarenakan sebagian guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran masih menggunakan pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang diberikan dengan ceramah atau memberikan informasi saja, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan bersifat teacher center. Hal ini dapat berdampak negatif bagi pemikiran dan hasil belajar yang dicapai peserta didik, serta membuat kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan dan monoton. Bagaimana agar mengantisipasi supaya tidak melakukan kegagalan dalam mengajar dan bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?

Pada dasarnya Bapak/Ibu Guru mungkin telah mencoba menerepakan berbagai metode dan model pembelajaran untuk memaksimalkan performa mengajar. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan melatih kreativitas siswa, serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Model pembelajaran Quantum Teaching ciptaan Bobbi De Porter ini adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Model Pembelajaran Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar melalui pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendidikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektf, efisien, dan progresif dengan metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu sedikit.

Dalam praktiknya Quantum Teaching bersandar pada asas utama yaitu “Bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka”. Asas ini sekaligus menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya sebuah proses transfer of knowledge dari guru kepada siswa tetapi lebih jauh dari itu, bagaimana mendapatakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa dan membangun hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Artinya guru disarankan untuk bisa memasuki dunia siswanya terlebih dahulu, guru harus mengawali proses belajar mengajar dengan memberikan stimulus pada siswa dan membangun relasi bersama siswa. Bapak/Ibu guru coba untuk mengenali kepribadian siswa, memulai dengan bersikap ramah dan menyenangkan, serta mengetahui hal-hal yang sedang menjadi perhatian siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memberikan izin kepada kami, gurunya untuk membimbing, memimpin, mengawasi dan memudahkan perjalan mereka dalam menuntut ilmu.

Model pembelajaran Quantum Teaching sangat memperhatikan segala aspek manusia yang dapat mempengaruhi proses belajar, yaitu aspek pikiran, perasaan, lingkungan sekitar hingga keadaan ruang kelas. Oleh karena itu terdapat lima prinsip dari model pembelajaran ini, yaitu :
1. Segalanya berbicara
Saat prose belajar di mulai, segalanya berbicara, mulai dari bahasa tubuh hingga lingkungan kelas menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan
Segala upaya yang di lakukan guru dalam proses belajar memiliki tujuan semua untuk siswanya.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari sebanyak mungkin informasi seputar materi yang akan diajarkan dikelas. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan mengembangkan pengalaman siswa sebelum mereka memperoleh penamaan materi.
4. Akui setiap usaha
Mengakui dan menghargai berbagai usaha yang di lakukan oleh siswa, sekecil apapun usahanya itu. Setiap hasil adalah prestasi, baik yang sudah tepat atau belum, Karena dapat meningkatkan kepercayaan diri dan menumbuhkan minat belajar yang lebih besar.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa perlu sering-sering merayakan kesuksesan belajar, dan menghubungkan belajar dengan perayaan. Perayaan berupa pemberian pujian atau tindakan lain, seperti tepuk tangan, reward, dan kalimat pujian positif lainnya. Hal ini membuat siswa merasa usahanya dihargai.

Model pembelajaran Quantum Teaching memiliki kerangka perancangan dalam pembelajaran. Karangka ini terdiri dari 6 unsur yang biasa disebut menjadi TANDUR, yaitu :
1. Tumbuhkan
Menumbuh kembangkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan demikian, guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai fasilitator, mediator, dan motivator. Tahap tumbuhkan ini bisa dilakukakn dengan menggali permasalahan terkait materi yang akan dipelajari, guru bisa menampilkan suatu gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video singkat.
2. Alami
Tahap alami merupakan tahap ketika guru menciptakan dan mendatangkan pengalaman umum melalui peristiwa belajar yang dapat di mengerti semua siswa.
3. Namai
Kemudian tahap namai merupakan tahap menjelaskan peristiwa yang sudah dicontohkan dengan mengaitkannya pada materi. Memberikan kata kunci, konsep dan strategi atas pengelamana yang telah diperoleh siswa. Menggunakan kata yang mudah dimengerti siswa, konsep yang jelas dan strategi yang dapat mereka lakukan.
4. Demonstrasikan
Dalam tahap ini guru harus tanggap dan memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Tahap demonstrasi dapat dilakukan dengan penyajian di depan kelas menggunakan alat peraga, permainan, menjawab pertanyaan dan menunjukan hasil pekerjaan.

5. Ulangi
Membiasakan siswa untuk mengulangi hal yang telah dibahas. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah.
6. Rayakan
Guru dan siswa dapat merayakan keberhasilan setelah materi tersampaikan. Keberhasilan belajar dan hasil yang telah diraih siswa harus diberi apresiasi oleh guru. Hal ini untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada akhirnya akan menciptakan kepercayaan diri untuk berhasil lebih baik lagi. Perayaannya bisa dilakukan dengan pujian, tepukan, atau bernyanyi bersama.

Selanjutnya, model pembelajaran Quantum Teaching ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran Quantum teaching dapat menumbuhkan interaksi dan komunikasi didalam kelas dengan cara berdiskusi, meningkatkan rasa ingin tahu siswa dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,dan menghidupkan suasana kelas sehingga belajar menjadi tidak monoton. Adapun kekurangan model pembelajaran Quantum Teaching ini memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, memakan waktu dalam diskusi kelompok, dan memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal-hal tersebut, proses pembelajaran tidak menjadi efektif.

Demikian beberapa informasi terkait model pembelajaran Quantum Teaching yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyengkan. Model Pembelajaran Quantum Teaching ini dapat Bapak/Ibu Guru coba terapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Penerapan model ini diharapakan dapat menjadi pengajaran yang inovatif dan semakin mempererat hubungan emosional guru dengan siswa. Dengan begitu, situasi dan suasana belajar yang berjalan akan lebih menyenangkan dan lebih interaktif.